• Macam-macam Cara Penyambungan
1. Penyambungan Sirkit (Circuit Switching)
Pada sistem penyambungan sirkit, informasi yang dikirimkan oleh suatu terminal diterima oleh sentral switching langsung dikirimkan kepada terminal yang dituju selama seluruh informasi selesai dikirim. Dengan demikian satu saluran akan dipakai terus selama terminal belum selesai mengadakan hubungan.
Contoh: Jaringan Telepon PSTN
2. Penyambungan Berita (Message Switching)
Cara penyambungan ini banyak dipergunakan di dalam lingkungan militer atau lingkungan terbatas misalnya instasi pemerintah atau swasta.
Cintoh penggunaannya adalah pada Teleprinter.
Pada waktu mengirimkan berita lewat teleprinter, berita tersebut tidak disambungkan langsung tetapi disimpan terlebih dahulu kemudian pada satu saat tertentu barulah dikirimkan kepada tujuan tersebut.
Nama lain dari penyambungan berita ini adalah Stored and Forward Switching
3. Penyambungan Paket (Packet Switching)
Sistem penyambungan paket informasi yang dikirimkan merupakan paket-paket yang diberi label dari alamat yang dituju, kode-kode tertentu dsb. Paket ini kemudian dikirimkan ke tujuan yang diinginkan.
Contoh: Pertukaran informasi melalui GPRS
PENOMORAN
• Konsep Penomoran
Pada dasarnya, nomor telepon mempunyai 2 tugas penting:
1. Merencanakan jalan yang akan ditempuh oleh suatu pembicaraan
2. Mengaktifkan bekerjanya peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk menentukan tarif yang sesuai dengan suatu pembicaraan yang sedang berlangsung
Karena nomor pelanggan satu berbeda dengan yang lainnya, maka ada hubungan antara jumlah pelanggan dengan nomor pelanggan, contohnya jika ada 100 pelanggan maka ada nomor antara 00 sampai dengan 99.
• Struktur Penomoran
Struktur Penomoran ada 2 macam:
1. Nomor Nasional
2. Nomor Internasional
Nomor Internasional adalah nomor Nasional ditambah dengan kode negara (country code). Menurut rekomendasi dari CCITT ditentukan bahwa panjang nomor internasional tidak boleh lebih dari 12 digit.
Dengan demikian nomor nasional pun tidak boleh lebih dari 12 digit dikurangi dengan kode negara.
Internasional Prefix : Digit yang harus diputar oleh pelanggan pemanggil yang
akan mengadaakn hubungan internasional yang akan
menyambungkan pada peralatan outgoing internasional
secara otomatis.
Trunk Prefix : Suatu digit di muka nomor pelanggan yang harus diputar
bila pelanggan akan menghubungi pelanggan lainnya di
luar jaringan lokalnya. Ini untuk menyambungkan dengan
peralatan outgoing trunk.
Kode Negara (country code) : Digit yang menyatakan negara yang dipanggil
Kode Daerah (trunk code) : Digit (tidak termasuk trunk prefix) yang
menunjukkan wilayah dari pelanggan yang akan
dipanggil.
• Sistem Penomoran
Untuk nomor pelanggan, CCITT membagi menjadi 2 sistem yang dipakai yaitu:
1. Penomoran yang uniform, yaitu suatu sistem penomoran dimana panjang atau banyaknya digit dari nomor pelanggan yang terletak di dalam satu daerah penomoran lokal adalah sama
2. Penomoran Non Uniform, yaitu apabila nomor pelanggannya yang terletak pada satu daerah penomoran lokal mempunyai jumlah digit atau panjang yang tidak sama.
Trunk Code terdiri dari 2 macam sistem:
1. Sistem penentuan dengan cara sembarang, adalah jika penentuan trunk code-nya dengan jalan tidak melihat peta geografisnya, tergantung dari perkembangan dan kebutuhan yang ada sekarang. Code yang berturutan belum tentu daerahnya berdampingan atau berdekatan.
2. Sistem penentuan dengan cara sematik, adalah jika penentuan trunk code-nya disesuaikan dengan peta geografisnya
PENSINYALAN
Untuk suatu jaringan telepon, pensinyalan (signalling) adalah sesuatu yang membawa informasi yang diperlukan seorang pelanggan agar dapat melakukan sambungan pembicaraan dengan pelanggan yang lainnya.
Jadi pensinyalan adalah suatu bahasa mesin yang memungkinkan suatu penyambungan terjadi dan juga yang memungkinkan suatu perhitungan tarif serta pembubaran sambungan jika pembicaraan selesai.
Ada beberapa klasifikasi dari pensinyalan yaitu:
1. Klasisifikasi secara umum berdasarkan tempatnya dimana pensinyalan tersebut bekerja. Untuk itu ada 2 macam pensinyalan:
• Subscriber signalling, yaitu pensinyalan yang tempatnya terdapat di antara pelanggan dengan sentral switchingnya
• Interswitch signalling atau sinyal antar sentral, yaitu pensinyalan yang tempatnya terdapat di antara sentaral dengan sentral lainnya.
2. Klasifikasi dari fungsinya pensinyalan, terbagi menjadi 3 macam sinyal, yaitu:
• Supervisory signalling, berfungsi untuk pengawasan keadaan dari saluran dan mengidentifikasikan apakah saluran tersebut sedang dipakai atau tidak.
• Register Signalling, berfungsi untuk pengendalian. Pengendalian ini pada waktu pemutaran nomor atau penekanan tombol tekan yaitu untuk mengerjakan atau mengendalikan peralatan penyambungan di sentral.
• Audible-visual signalling, berfungsi untuk pemberitahuan ke pelanggan, misalnya tentang keadaan dari saluran yaitu nada sibuk atau kesiapan sentral untuk menerima informasi lebih lanjut yaitu berupa dial tone atau pemanggilan pelanggan berupa bel.
3. Klasifikasi berdasarkan cara pengirimannya, terbagi menjadi 2, yaitu:
• Link by link signalling, bila sinyal dikirimkan seluruhnya oleh sentral ke sentral berikutnya, dan setelah diolah oleh sentral tersebut kemudian seluruhnya dikirimkan lagi ke sentral berikutnya. Cara ini memerlukan waktu yang lama tetapi peralatan yang dipakai lebih sederhana.
• End to end signalling, adalah bila sinyal selalu dikirimkan dari sentral awal ke sentral berikutnya setelah diolah kembali sentral awal yang mengirimkan sinyal yang diperlukan oleh sentral berikutnya. Waktu yang diperlukan lebih pendek namun membutuhkan peralatan yang lebih rumit.
SALURAN TRANSMISI
1. Parameter Transmisi
Ada 4 parameter penting yang berpengaruh pada kanal suara yaitu:
• Signal Power Level
Pada sistem transmisi dari suatu hubungan telekomunikasi terdapat batas yang sangat lebar dari power level. Oleh karenanya dipergunakan suatu unit satuan logaritmis untuk pengukuran dari power level tersebut yang disebut dengan decibel. Dimana perbandingan antara power output dengan power input disebut dengan penguatan (Gain).
Power dengan logaritmis ini berguna pada pengukuran suatu sirkit dengan banyak sekali penguat atau redaman.
• Attenuation Distortion
Jika suatu sinyal dikirimkan dari suatu termunal ke terminal lainnya, maka sinyal tersebut akan mengalami redaman sesuai dengan rugi-rugi energi atau energy loss selama sinyal tersebut berjalan melalui media transmisi.
• Delay Distortion
Suatu sinyal akan memakan waktu untuk merambat melalui suatu saluran transmisi. Waktu yang dipergunakan tersebut tergantung dari kecepatan merambatnya, untuk menempuh saluran ini dilihat sebagai penundaan waktu (delay). Dengan adanya penundaan tersebut maka sinyal yang dikirimkan tidak akan diterima pada saat itu juga.
• Noise and Signal to Noise Ratio
Noise atau derau terdiri dari setiap sinyal yang kehadirannya dalam saluran transmisi tidak diharapkan.
Pada dasarnya derau ini terbagi menjadi 4 bagian yaitu:
1. Thermal noise, terdapat di semua media transmisi dan pada semua peralan komunikasi. Ini timbul karena pergeseran elektron bebas dan karakteristiknya berupa distribusi energi yang merata pada spektrum frekwensi dengan distribusi Gaussian. Karena distribusinya merata maka thermal noise ini juga disebut white noise
2. Intermodulation Noise, adalah derau antar modulasi yang timbul karena adanya intermodulasi antara sinyal yang satu dengan sinyal yang lainnya.
3. Crosstalk, atau pembicaraan silang adalah suatu sambungan (coupling) yang tidak diinginkan yang terjadi pada saluran pembicaraan
4. Impulse Noise, adalah derau sesaat yang berbentuk pulsa-pulsa sempit. Jadi hanya terjadi pada waktu singkat akan tetapi biasanya dengan amplitudo yang cukup besar. Untuk suatu pembicaraan tidak berpengaruh besar, tetapi untuk komunikasi data, impulse noise akan membuat cacat sinyal yang diterima sehingga informasi yang dibawa dapat berubah artinya.
2. Pada dasarnya melihat dari bentuknya saluran transmisi terbagi menjadi 2:
• Saluran transmisi non fisik
Saluran transmisi non fisik adalah saluran yang melalui udara. Jadi sinyal akan merambat melalui udara.
Dilihat dari penempatan peralatannya, saluran transmisi non fisik dibagi menjadi 2 bagian:
1. Sistem komunikasi Terrestrial
Sesuai namanya, pada sistem ini semua peralatan transmisi, seperti pemancar, repeater dan penerima ada di permukaan tanah
Pembagian Spektrum Frekwensi
Klasifikasi Frekwensi Panjang Gelombang
VLF (Very Low Freq.) 3 KHz - 30 KHz 100 km – 10 km
LF (Low Freq.) 30 KHz - 300 KHz 10 km – 1 km
MF (Medium Freq.) 300 KHz - 3 MHz 1 km – 100 m
HF (High Freq.) 3 MHz - 30 MHz 100 m – 10 m
VHF (Very Low Freq.) 30 MHz - 300 MHz 10 m – 1 m
UHF (Ultra High Freq.) 300 MHz - 3 GHz 1 m – 10 cm
SHF (Super High Freq.) 3 GHz - 30 GHz 10 cm – 1 cm
EHF (Extra High Freq.) 30 GHz - 300 GHz 1 cm – 1 mm
Berdasarkan pembagian spektrum frekwensi, maka sistem komunikasi terrestrial juga disesuaikan dengan sifat-sifat dari gelombang pada frekwensi – frekwensi tersebut. Untuk VLF dan LF sampai dengan MF, biasanya propagasi gelombangnya (arah rambat gelombang) adalah secara groundwave atau sejajar dengan permukaan tanah.
Sedangkan untuk HF gelombangnya tidak merambat sejajar permukaan tanah namun akan diteruskan lurus, dilihat dari permukaan bumi akan menuju ke atas yang disebut dengan sky wave. Jarak tersebut sekitar ketinggian 40 – 600 km yang berada pada lapisan ionosphere. Lapisan tersebut dibagi menjadi 3 bagian yaitu lapisan D, E dan F. Lapisan D dan E akan stabil pada siang hari saja, sedangakan pada malam hari akan menghilang.
Untuk frekwensi VLF ke atas, gelombang yang dipancarkan tidak akan dipantulkan oleh ionosphere, akan tetapi akan diteruskan lurus meninggalkan bumi yang ditangkap olehrepeater sehingga mendekati sejajar dengan permukaan tanah yang disebut dengan line of sight.
2. Sistem komunikasi Satelit
Sebetulnya sama dengan sistem komunikasi terrestrial untuk jalur frekwensi yang sangat tinggi dalam orde GHz yang memerlukan line of sight.
Satelit didiorbitkan dengan ketinggian bermacam-macam tergantung dari kebutuhannya kurang lebih 35.000 km. Orbitnya sinkron dengan perputaran bumi, sehingga seolah-olah satelit ini diam di tempatnya. Inilah yang disebut dengan geostationer orbit.
Dengan menggunakan 3 buah satelit, semua stasiun bumi dapat saling berhubungan.
Kelemahan dari sistem komunikasi satelit adalah jarak yang sangat jauh antara stasiun bumi dengan satelit sehingga menimbulkan delay yang cukup besar. Satu arah saja mencapai 270 msec, apalagi jika menggunakan 2 buah satelit.
• Saluran transmisi fisik
Macam-macam saluran transmisi fisik juga ditentukan oleh penggunaan frekwensinya. Untuk frekwensi rendah mulai dari gelombang suara, biasanya menggunakan pair cable. Untuk frekwensi lebih tinggi dipergunakan coaxial cable. Dan untuk komunikasi frekwensi yang sangat tinggi sekali diperlukan suatu transmisi yang menggunakan serat optik (optical fibre).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar